MAKALAH KLKP
>> Rabu, 28 April 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
 Setiap usaha yang dijalankan pasti ingin mengembangkan usahanya untuk lebih maju, baik itu usaha kecil-kecilan atau pedagang kaki lima ataupun usaha yang besar seperti restoran, cafe dan lain-lain. Usaha dalam bidang kuliner sekarang cukup menjanjikan, apalagi tempat jualan yang strategis seperti di area perkantoran, sekolah, universitas, objek wisata dan sebagainya. 
 Usaha dalam bidang kuliner juga menuntut kreatifitas dari penjual atau pengusaha kuliner dalam mengelola makanan yang akan dijul sehingga menarik minat konsumen untuk membeli. Tidak hanya itu saja, penjual juga harus memperhatikan kebersihan dagangan mereka.
 Indonesia memiliki banyak makanan tradisional daerah yang menjadi ciri khas daerah-daerah di Indonesia dari sabang sampai merauke. Makanan tradisional indonesia ini juga merupakan aset bangsa indonesia yang perlu dilestarikan. Ini menjadi usaha yang cukup menjanjikan bagi para pencinta kuliner asli Indonesia. Selain melestarikan budaya Indonesia juga menjadi sumber penghasilan yang dapat menghidupi rumah tangga mereka.
 Pedagang kaki lima atau wirausaha kecil yang menjual makanan tradisional Indonesia banyak ditemui dipinggir jalan, mangkal ditempat-tempat yang ramai ataupun berjualan keliling rumah-rumah penduduk. Mereka menggunakan gerobak dorong atau dipanggul dalam berjualan. Mereka adalah pedagang yang ulet dan sabar dalam mendapatkan pembeli dengan perjuangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pengusaha restoran, cafe atau sejenisnya karena mereka memiliki keterbatasan modal.
 Berdasarkan uraian di atas, kelompok kami ingin meneliti seberapa besar perputaran uang pedagang kaki lima, keuntungan yang mereka dapatkan dan apakah dengan keuntungan tersebut dapat menutupi kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari. 
1.2     Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah
  Mengingat luasnya ruang lingkup pedagang kaki lima dan banyaknya jenis makanan yang mereka jual, sehingga kelompok kami hanya meneliti pedagang ketoprak yang ada di sekitar Universitas Gunadarma dan mengamati analisis usahanya seberapa besar perputaran uangnya, keuntungan yang didapatkan dan apakah keuntungan tersebut dapat menutupi kebutuhan rumah tangga mereka sehari-hari.
1.3    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui analisis usaha berjualan ketoprak. 
2. Mengetahui berapa besar perputaran uangnya dan keuntungan yang didapat dari berjualan ketoprak.
3. Mengetahui apakah keuntungan yang dapatkan dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari
1.4    Manfaat Penelilian 
 Penulis mengharapkan dalam diadakannya penelitian ini dapat membawa manfaat, yaitu kepada : 
1. Akademis
Dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan tentang wirausaha kecil atau pedagang kaki lima.
2. Pedagang 
Sebagai input atau bahan masukan, dalam mengembangkan usahanya.
1.5      Metode Penelitian
1.5.1   Objek Penelitian 
   Dalam penelitian ini kelompok kami mengambil objek penelitian pedagang ketoprak Bang Kumis yang berjualan disekitar Universitas Gunadarma kampus E kelapa dua.
1.5.2  Data / Variabel
 Data yang diambil adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari Bang Kumis pedagang ketoprak.
1.5.3  Metode Pengumpulan Data 
 Untuk memperoleh data-data, kelompok kami melakukan pengambilan data-data dengan menggunakan data primer yaitu dengan cara :
1. Studi Lapangan 
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a. Wawancara
Yaitu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pedagang ketoprak Bang Kumis 
b. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke pedagang ketoprak yang diteliti untuk memenuhi dan menyakinkan kebenaran dari hasil wawancara.
2. Studi Pustaka
Penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang didapat dari  berbagai sumber tertulis yaitu dengan cara mempelajari buku-buku yang memuat materi penelitian ilmiah ini.
1.5.4  Alat Analisis 
Untuk mengelola data yang sudah terkumpul kelompok kami mencoba menggunakan alat analisis yaitu analisis kuantitatif. Digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai analisis usaha pedagang ketoprak Bang Kumis dengan biaya investasi, biaya operasional perbulan, keuntungan perbulan dan menggunakan meode Payback Period yaitu metode yang mengukur seberapa cepat investasinya bisa kembali.
BAB II
PEMBAHASAN 
2.1   Pengertian wirausaha
 Wira Usaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir batin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengajar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif, dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.
 menurut Wijandi (1996) ”Wirausahawan adalah Seseorang yang mempunyai sikap mental wiraswasta. Gambaran orang yang ideal karena kemampuannya untuk sukses dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin seimbang, selaras dan serasi, baik dalam segi moral spiritual maupun dalam aspek kehidupan lainnya”.
 Menurut Geoffrey G. Meredith ”Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses” 
Menurut Howard H.Stevenson, mengatakan ”Kewirausahaan merupakan suatu pola tingkah laku manajerial terpadu dimana merupakan upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya”.
 Menurut H. Leibenstein mendifinisikan entrepreneur sebagai seorang atau sekelompok individu yang memiliki karakteristik, mampu menggandengkan peluang-peluang menjadi pasar, mampu memperbaiki kelemahan pasar, bisa menjadi seorang input complementer, dapat menciptakan atau memperluas time bending dan input transforming entitities.
2.2      Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik seorang wirausahawan Seorang entrepreneur memiliki kecenderungan sifat sebagai berikut;
• Percaya diri. Entrepreneur / wirausahawan memiliki kepribadian yang mantap, tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, memiliki optimisme tinggi atas keputusan yang diambilnya.
• Berorientasi pada tugas dan hasil. Dalam bekerja selalu mendahulukan hasil kerja atau prestasi, tidak malu atau gengsi dalam melakukan pekerjaan. Memiliki tekad yang kuat dalam bekerja.
• Berani mengambil resiko. Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan dengan resiko besar selama mereka telah memperhitungkannya akan berhasil mengatasi resiko itu. Mereka menyadari bahwa prestasi besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya suatu tujuan.
• Kepemimpinan yang baik. Seorang entrepreneur selalu dapat menyesuaikan diri dengan organisasi yang dipimpinnya, berpikiran terbuka dengan mau mendengar kritik dan saran dari bawahan, dan bersifat responsif terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
• Originalitas. Entrepreneur tidak mau mengekor pada keberhasilan orang lain tapi justru menemukan sesuatu yang baru, mereka kreatif dan inovatif dan mampu mewujudkan ide-ide yang muncul.
• Berorientasi ke masa depan (memiliki visi masa depan). Entrepreneur selalu tahu bagaimana mengembangkan bidang usahanya di masa depan tentunya agar kontinuitasnya tetap terjaga. 
 
2.3   Pengenalan Produk
           Ketoprak adalah makanan khas indonesia yang terbuat dari potongan lontong atau ketupat. Bahan pembuat lainnya adalah tahu goreng setengah matang, tauge dan bihun yang telah direndam air panas, bumbu kacang, kecap dan kerupuk.
     Rasa ketoprak yang paling dominan dan menjadi pembeda serta penentu kelezatan makanan ini adalah bumbu kacangnya. Karenanya, kacang tanah yang digunakan sebaiknya masih segar dan tidak tengik. Meskipun tidak biasa, tidak ada salahnya menambahkan bahan lain seperti irisan telur, potongan tempe goreng, dan jenis sayuran lain sebagai pembeda ketoprak yang dijual.
   
2.4    Tempat Usaha Dan Perlengkapan Usaha
  Biasanya ketoprak dijual berkeliling. Lokasi yang sering dilewati penjual makanan ini antara lain perumahan atau tempat keramaian seperti kampus atau pabrik. Selain berkeliling, sebagian pedagang ketoprak menetap di lokasi tertentu. Biasanya tempat yang ramai saat makan siang. Misalnya dekat kampus, pabrik atau perkantoran.
  Perlengkapan utama usaha ketoprak adalah gerobak dorong dengan bentuk khas yang sangat identik dengan makanan ini. Bila sulit mendapatkannya bisa menggunakan etalase sederhana yang dilengkapi tulisan dibagian kaca agar mudah dikenali konsumen. Terutama untuk berjualan menetap. Perlengkapan lain adalah kompor, wajan, sutil, wadah plastik untuk tempat tauge dan bihun, wadah kerupuk (biasanya menggunakan kaleng bekas biskuit), dan pisau. Sediakan juga piring, sendok dan gelas secukupnya.
2.5 Promosi, Penetapan Harga Dan Resiko
 Penjual ketoprak yang berkeliling biasanya memiliki ciri khas, misalnya membunyikan piring sehingga menimbulkan suara yang khas. Akibatnya, meskipun tidak melihat secara langsung calon pembeli yang mendengar bisa mengetahui kedatangan penjual. Bentuk dan warna gerobak yang khas juga nama menjadi media promosi karena dapat menarik perhatian calon konsumen yang melintas di sekitar lokasi usaha. 
 Harga satu porsi ketoprak rata-rata Rp 5000,-. Harga sebaiknya disesuaikan dengan lokasi berdagang dan tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan harga jenis makanan lain yang dijual di lokasi yang sama.
 Resiko usaha pedagang ketoprak keliling antara lain terdapat beberapa penjual kettoprak di jalur yang dilewati. Resiko lain adalah banyaknya pedagang makanan lain dilokasi berjualan (jika menetap) yang dapat mengurangi jumlah konsumen yang membeli setiap hari.
2.6 Tips Dan Trik Usaha Ketoprak 
 Persiapan bahan sebelum berjualan adalah hal yang penting dilakukan. Ketupat merupakan bahan pembuat ketoprak yang proses pembuatannya cukup lama. Perebusan ketupat memakan waktu 3 – 4 jam. Agar hasilnya sempurna, sebaiknya sebaiknya beras diisika setengah bagian dari pembungkus. 
 Pembungkus ketupat dari daun kelapa muda dapat dibuat sendiri atau dibeli di pasar tradisional. Ketupat dapat digantikan lontong yang dibuat dengan menggunakan kantong plastik transparan ukuran satu atau setengah kilogram. Sebelum berjualan kacang digiling kasar agar pembuatan ketoprak menjadi lebih cepat.
2.7 Analisis Usaha Ketoprak
 Asumsi :
1. Masa pakai gerobak 3 tahun. 
2. Masa pakai perlengkapan lain-lain (piring, sendok, pisau dan wajan) 5 tahun. 
3. Usaha dijalankan sendiri menetap dilokasi sekitar kampus E Universitas Gunadarma kelapa dua.
a) Biaya Investasi
Pembuatan gerobak dorong     Rp 1.000.000
Perlengkapan lain-lain :
Piring 1 lusin       Rp 50.000
Sendok 1 lusin      Rp 25.000
Pisau 1 buah       Rp   5.000
Wajan 1 buah       Rp 30.000
Wadah plastik                            Rp 30.000
jumlah perlengkapan lain-lain     Rp    140.000
total investasi        Rp 1.140.000
b) Biaya Operasional
1. Biaya tetap
Penyusutan gerobak 1/36 × Rp 1.000.000   Rp 27.778
Penyusutan perlengkapan lain-lain 1/60 × Rp 140.000 Rp   2.333 
Total biaya tetap      Rp 30.111        
2. Biaya variabel
Bahan pembuatan ketoprak perhari :
Beras 2 liter @ Rp 7.000 Rp 14.000
Tauge 1 ½ kg  Rp   8.000
Bihun ½ kg   Rp   5.000
Kacang tanah 2 kg  Rp 25.000
Bawang putih ¼ kg  Rp   4.000
Cabe rawit merah ¼ kg  Rp   5.000
Tahu putih   Rp 15.000
Minyak goreng 1 kg  Rp   9.000
Kerupuk  ½ kg  Rp   8.000
Kecap 1 botol  Rp   5.000
Gula merah ½ kg  Rp   5.000
Gas untuk memasak  Rp 15.000
Total belanja bahan perhari Rp    118.000
Total belanja bahan perbulan Rp 118.000 × 30 hari Rp 3.540.000 
Total biaya operasional Rp 3.570.111
c) Penerimaan perbulan 
Penjualan ketoprak perhari 50 porsi × Rp 5.000  Rp    250.000
Penjualan ketoprak perbulan Rp 250.000 × 30 hari  Rp 7.500.000
d) Keuntungan perbulan 
Keuntungan perbulan = Total penerimaan – Total biaya operasional
= Rp 7.500.000 – Rp 3.570.111
= Rp 3.929.889
Keuntungan perhari = Rp 3.929.889 : 30 hari
= Rp 130.996
e) Revenue Cost Ratio (R / C)
R / C  = Total penerimaan : Total biaya operasional
  = Rp 7.500.000 : Rp 3.570.111
  = 2,1
f) Pay Back Period
  Pay back period = (Total investasi : keuntungan) × 1 bulan
     = (Rp 1.140.000 : Rp 3.929.889) × 1 bulan
     = 0,29 bulan / 9 hari
 
BAB III
KESIMPULAN
 Kesimpulan
 Berwirausaha menjual ketoprak cukup menguntungkan jika lokasi usaha berada di tempat yang strategis seperti ketoprak Bang Kumis yang menetap di lokasi sekitar kampus E universitas Gunadarma kelapa dua. Ketoprak Bang Kumis dapat menjual 50 porsi sehari dengan biaya investasi sebesar Rp 1.140.000 dan biaya operasional perbulan Rp 3.570.111 ketoprak Bang Kumis mendapatkan penerimaan dalam sebulan sebesar Rp 7.500.000 atau sehari Rp 250.000 dan keuntungan yang didapatkan perbulan sebesar Rp 3.929.889 atau sehari Rp 130.996. Revenue cost ratio sebesar 2,1 dan biaya investasi dapat kembali dalam 9 hari. Jika dilihat dari keuntungan yang didapatkan, dengan berjualan ketoprak  bang kumis dapat memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
 Saran 
  Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan agar ketoprak Bang Kumis dapat mengkreasikan ketopraknya dengan penambahan bahan dalam membuat ketoprak seperti jenis sayuran lainnya. Menyediakan telur rebus dan gorengan bagi pelanggan yang berminat.
 
DAFTAR PUSTAKA
• Redaksi Agromedia. 2009. 40 Peluang Bisnis Makanan Dan Minuman Kaki Lima Dengan Modal 2 – 8 Juta. Jakarta : Agromedia Pustaka.
• Pietra Sarosa. Kiat Praktis Membuka Usaha, Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses. Elex Media Komputindo. 2004
•  http://one.indoskripsi.com/node/1473
• http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/e-learning/attachments/039_Kewirausahaan .pdf







